Senin, 13 Juli 2020

Pertumbuhan pada tumbuhan

0 komentar
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran,volume, massa, tinggi, dan ukuran lainnya yang terjadi karena bertambahnya sel-sel di dalam tubuh organisme. Pertumbuhan bersifat irreversible (tak dapat balik) dan dapat diukur sehingga dapat dinyatakan dalam bilangan atau bentuk kuantitatif. Perkembangan adalah proses perubahan pada organisme menuju kedewasaan. Makhluk hidup dikatakan dewasa jika alat-alat reproduksinya sudah berfungsi. Tumbuhan akan berbunga dan hewan akan menghasilkan sel-sel kelamin. Perkembangan juga dapat diartikan proses perubahan akibat proses differensiasi yang menyebabkan perbedaan struktur dan fungsi organ-organ makhluk hidup sehingga semakin kompleks. Dengan demikian, perkembangan merupakan perubahan kualitas yang terjadi pada suatu individu. Video berikut merupakan ilustrasi proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan : Untuk lebih memahami proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan silahkan download LKPD 1 berikut ini : LKPD 1 Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan atau LKPD 1 disini . . . . .
Read full post »

Senin, 26 September 2016

Ulangan Harian Ruang Lingkup Biologi dan Kehati

0 komentar
Bagi anda siswa-siswi yang akan mengikuti ulangan harian , berikut tata caranya : Dan soalnya dapat dibuka disini . . . .
Read full post »

Rabu, 21 November 2012

Joyfull Learning Dengan Kartu Berpasangan

0 komentar
Mengapa memilih model pembelajaran kartu berpasangan ?
Kegiatan belajar pada mata pelajaran Biologi memerlukan pengamatan terhadap objek yang dipelajari baik secara langsung dari lingkungan sekitar tempat tinggal peserta didik ataupun secara tak langsung melalui penggunaan buku dan media presentasi agar peserta didik memahami objek yang dipelajarinya dengan baik dan benar . Penggunaan media presentasi di satu sisi sangat membantu memberikan gambaran visual yang konkret terutama untuk mengamati objek yang sulit diamati, namun penggunaan media presentasi memiliki beberapa kelemahan diantaranya : Kebutuhan akan ketersediaan arus listrik sangat dominan , artinya media presentasi tidak dapat dipakai jika tidak tersedia arus listrik (misalnya arus listrik mati atau ada gangguan arus listrik). Peserta didik kurang terlibat secara aktif dalam menemukan atau memahami suatu konsep materi yang dipelajarinya. Penggunaan media presentasi cenderung membosankan peserta didik jika frekuensi penggunaannya terlalu sering atau jika media presentasi yang ditampilkan berupa bahan ajar yang tidak interaktif ( cenderung informatif ) Penggunaan media presentasi tidak dapat menggali asfek afektif pembelajaran peserta didik secara maksimal. Permasalahan – permasalahan tersebut di atas pada akhirnya menyebabkan hasil belajar peserta didik tidak dapat mencapai KKM untuk KD tertentu. Pada materi daur hidup litik dan lisogenik virus dibutuhkan gambar-gambar yang menunjang tahap-tahap virus berkembang biak yang pada tujuan akhirnya peserta didik dapat menjelaskan rentetan peristiwa tahap-tahap perkembangbiakan virus baik secara litik maupun lisogenik. Untuk itu diperlukan model pembelajaran yang dapat mengakomodir kelemahan penggunaan media presentasi tetapi dapat memberikan gambaran visual yang memadai bagi peserta didik agar indikator pencapaian materi pembelajaran selama kegiatan belajar mengajar dapat tercapai dengan baik . Model pembelajaran kartu berpasangan pada materi ciri-ciri, replikasi dan peranan virus dalam kehidupan diharapkan dapat menjadi solusi terbaik untuk mengatasi kelemahan pada media presentasi. Walaupun pada satu sisi visualisasi daur hidup virus dengan animasi atau video animasi pada media presentasi tidak dapat tertandingi . Namun pemilihan model pembelajaran kartu berpasangan cukup beralasan karena adanya beberapa kelebihan yang dimiliki oleh model pembelajaran kartu berpasangan diantaranya : Penggunaan model pembelajaran kartu berpasangan tidak tergantung dengan ketersediaan arus listrik. Peserta didik dapat terlibat secara aktif selama simulasi kartu berpasangan baik kegiatan kolaborasi maupun konfirmasi. Penggunaan model pembelajaran kartu berpasangan dapat mengurangi kebosanan peserta didik selama KBM berlangsung. Penggunaan model pembelajaran kartu berpasangan dapat menggali asfek afektif peserta didik dengan baik. Pemilihan gambar-gambar yang baik dapat mewakili visualisasi rentetan peristiwa tahap-tahap daur litik dan lisogenik virus , sehingga diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai . Model pembelajaran kartu berpasangan (Make a Match) merupakan salah satu bentuk Cooperative Learning. Teknik metode pembelajaran make a match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Kartiwi 2011: 7 dalam skripsinya mengatakan bahwa : “ Penggunaan kartu berpasangan dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran dan pada gilirannya dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa “. Langkah-langkah penerapan metode make a match sebagai berikut: Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. Setiap peserta didik mendapatkan sebuah kartu soal / kartu jawaban. Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang. Setiap peserta didik mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama tumbuhan dalam bahasa Indonesia akan berpasangan dengan nama tumbuhan dalam bahasa latin . Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. Jika peserta didik tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya akan mendapatkan sanksi , yang telah disepakati bersama. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. Peserta didik juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 peserta didik lainnya yang memegang kartu yang cocok. Guru bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran. Dari uraian di atas terlihat bahwa penggunaan kartu berpasangan mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan ( Joyfull Learning ) . Selain itu terjadi interaksi peserta didik dengan peserta didik secara aktif , baik kerjasama di dalam kelompok kecil , maupun adanya kerjasama antar peserta didik dalam kelompok besar (klasikal) . Tetapi model pembelajaran kartu berpasanganpun mempunyai sedikit kelemahan yaitu: Guru harus terampil memberikan bimbingan kepada peserta didik selama kegiatan simulasi agar tujuan kompetensi yang diinginkan tercapai. Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai peserta didik terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran. Guru perlu menyiapkan alat / bahan yang memadai. Demikian pengalaman saya menerapkan model pembelajaran kartu berpasangan, selamat mencoba dan berkarya untuk kemajuan dunia pendidikan.
Read full post »

Rabu, 17 Oktober 2012

Mengenal Tumbuhan C 3 , C 4 dan CAM

1 komentar
Tumbuhan merupakan organisme autotrof yang dapat membuat makanannya sendiri melalui fotosintesis. Berdasarkan tipe fotosintesis, tumbuhan dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu C3, C4, dan CAM (crassulacean acid metabolism). Tumbuhan C4 dan CAM lebih adaptif di daerah panas dan kering dibandingkan dengan tumbuhan C3. Tanaman C3 dan C4 dibedakan oleh cara mereka mengikat CO2 dari atmosfir dan produk awal yang dihasilkan dari proses assimilasi. Pada tanaman C3, enzim yang menyatukan CO2 adalah RuBP dalam proses awal assimilasi, yang juga dapat mengikat O2pada saat yang bersamaan untuk proses fotorespirasi . Jika konsentrasi CO2 di atmosfir ditingkatkan, hasil dari kompetisi antara CO2 dan O2 akan lebih menguntungkan CO2, sehingga fotorespirasi terhambat dan assimilasi akan bertambah besar. Tipe crassulacean acid metabolism ( CAM) merupakan tipe tanaman yang mengambil CO2 pada malam hari, dan mengunakannya untuk fotosistensis pada siang harinya. Tumbuhan CAM yang dapat mudah ditemukan adalah nanas, kaktus, dan bunga lili. Untuk lebih jelasnya perhatikan uraian berikut : Tumbuhan C3,C4, Dan CAM
Read full post »

Bagaimanakah tahap-tahap fotosintesis ?

0 komentar
Fotosintesis (dari bahasa Yunani φώτο- [fó̱to-], "cahaya," dan σύνθεσις [sýnthesis], "menggabungkan", "penggabungan") adalah suatu prosesbiokimia pembentukan zat makanan karbohidrat yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun atau klorofil. Selain tumbuhan berklorofil, makhluk hidup non-klorofil lain yang berfotosintesis adalah alga dan beberapa jenis bakteri. Organisme ini berfotosintesis dengan menggunakan zat hara, karbon dioksida, dan air serta bantuan energi cahaya matahari.[1] Organisme fotosintesis disebut fotoautotrof karena mereka dapat membuat makanannya sendiri. Pada tanaman, alga, dan cyanobacteria, fotosintesis dilakukan dengan memanfaatkan karbondioksida dan air serta menghasilkan produk buangan oksigen. Fotosintesis sangat penting bagi semua kehidupan aerobik di Bumi karena selain untuk menjaga tingkat normal oksigen di atmosfer, fotosintesis juga merupakan sumber energi bagi hampir semua kehidupan di Bumi, baik secara langsung (melalui produksi primer) maupun tidak langsung (sebagai sumber utama energi dalam makanan mereka),[2] kecuali pada organisme kemoautotrof yang hidup di bebatuan atau di lubang angin hidrotermal di laut yang dalam. Tingkat penyerapan energi oleh fotosintesis sangat tinggi, yaitu sekitar 100 terawatt,[3] atau kira-kira enam kali lebih besar daripadakonsumsi energi peradaban manusia.[4] Selain energi, fotosintesis juga menjadi sumber karbon bagi semua senyawa organik dalam tubuh organisme. Fotosintesis mengubah sekitar 100–115 petagram karbon menjadi biomassa setiap tahunnya.[5][6] Meskipun fotosintesis dapat berlangsung dalam berbagai cara pada berbagai spesies, beberapa cirinya selalu sama. Misalnya, prosesnya selalu dimulai dengan energi cahaya diserap oleh protein berklorofil yang disebut pusat reaksi fotosintesis. Pada tumbuhan, protein ini tersimpan di dalam organel yang disebut kloroplas, sedangkan pada bakteri, protein ini tersimpan pada membran plasma. Sebagian dari energi cahaya yang dikumpulkan oleh klorofil disimpan dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP). Sisa energinya digunakan untuk memisahkan elektron dari zat seperti air. Elektron ini digunakan dalam reaksi yang mengubah karbondioksia menjadi senyawa organik. Pada tumbuhan, alga, dan cyanobacteria, ini dilakukan dalam suatu rangkaian reaksi yang disebut siklus Calvin, namun rangkaian reaksi yang berbeda ditemukan pada beberapa bakteri, misalnya siklus Krebs terbalik pada Chlorobium. Banyak organisme fotosintesis memiliki adaptasi yang mengonsentrasikan atau menyimpan karbondioksida. Ini membantu mengurangi proses boros yang disebut fotorespirasi yang dapat menghabiskan sebagian dari gula yang dihasilkan selama fotosintesis. ( Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis ) Berikut ini tahap-tahap fotosintesis : fotosintesis
Read full post »

Senin, 15 Oktober 2012

Kultur Jaringan Anggrek

0 komentar
Teknik kultur jaringan memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif. Berbeda dari teknik perbanyakan tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in vitro. Dikatakan in vitro (bahasa Latin), berarti "di dalam kaca" karena jaringan tersebut dibiakkan di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi. Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan-jaringan hidup. Oleh karena itu, semua organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya. (Sumber dari http://id.wikipedia.org/wiki/Kultur_jaringan) Berikut ini video kultur jaringan pada tanaman anggrek
Read full post »
 

Copyright © Biology Edumedia Design by Free CSS Templates | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger